Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Bisnis    Kuliner    Jlajah   
Advertise
300x250
Here

Pasang Disini
Showing posts with label Aktifitas. Show all posts
Showing posts with label Aktifitas. Show all posts

Sawah Kering, Membuat Batu Bata Menjadi Pilihan

http://nusawungunews.blogspot.co.id/
petani di Desa Kedungbenda yang beralih profesi menjadi
pembuat batu bata saat musim kemarau
Pena Desa – Musim kemarau selalu identik dengan kekeringan, kesulitan air bersih dan paceklik. Namun bagi sebagian petani di Desa Kedungbenda, Nusawungu, Cilacap, musim kemarau bisa mendatangkan rejeki lain yang tidak biasanya mereka dapatkan. Para petani memanfaatkan tanah sawah mereka yang telah kering untuk membuat batu bata.

Batu bata dibuat dari tanah sawah lapisan atas yang masih banyak mengandung serat. Tanah sawah dicangkul, lalu dihancurkan sambil diberi air untuk melembabkan untuk kemudian dicetak menjadi batu bata.

Meski bahan yang diolah adalah tanah milik para petani sendiri, namun menurut mereka modal untuk membuat batu bata membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Modal untuk membuat batu bata itu banyak, harga alat cetaknya saja 200 ribu rupiah,” ungkap Tutur Gito (30), petani Desa Kedungbenda yang saat ini menjadi pembuat batu bata, minggu (04/10).

Tutur Gito juga menceritakan selain harga alat cetak yang mahal, para pembuat batu bata juga harus mengeluarkan biaya untuk pembelian kayu bakar, harga kayu bakar mencapai 500 ribu rupiah untuk satu truk. “Untuk beli kayu satu truknya 500 ribu, nanti kalo sudah jadi batu batanya, kami harus mengeluarkan biaya lagi untuk biaya angkut dari sawah ke rumah”.

Meski harus mengeluarkan modal yang besar, membuat batu bata saat ini tetap menjadi pilihan para petani, sawah mereka tidak bisa digarap katena tidak ada air. Dalam waktu satu hari untuk satu orang biasanya menghasilkan seribu batu bata yang sudah dicetak.

Sehari bisa dapat seribu batu bata, untuk batu bata yang sudah dibakar kami jual dengan harga Rp 600,- dan Rp 300,- untuk batu bata yang masih mentah,” tutur Yudi (25), petani lain yang juga membuat batu bata.

Batu bata yang dibuat oleh para petani sebagian besar dibeli oleh masyarakat sekitar Desa Kedungbenda. Mereka memasarkannya hanya dari mulut ke mulut saja. “Pemasarannya cuma dengan getok tular saja,” tambah Yudi.

Membuat batu bata di musim kemarau bisa dikatakan sebagai pekerjaan musiman. Hal ini dilakukan agar kebutuhan ekonomi para petani tetap terpenuhi setiap harinya.


Muhjatul Qolbi

Sumber : http://kedungbenda.penadesa.or.id/2015/10/04/sawah-kering-membuat-batu-bata-menjadi-pilihan/

Ikan Kating, Dulu Dibuang Sekarang Jadi Buruan

http://nusawungunews.blogspot.co.id/
Pembersihan Ikan Kating
Ikan kating merupakan salah satu jenis ikan yang banyak hidup di sungai yang bermuara ke laut. Jenis ikan ini memiliki banyak nama yang berbeda-beda di beberapa daerah, nama ikan kating merupakan nama lokal yang dikenal di daerah Cilacap, Jawa Tengah.

Bagi para petani di Cilacap ikan kating lebih dikenal sebagai ikan hama. Ikan kating sering kali masuk ke areal persawahan petani ketika debit air sungai tinggi dan sejajar dengan irigasi sawah, hal seperti ini sering terjadi ketika musim hujan. Ikan kating yang masuk ke areal persawahan akan menggangu tanaman dan juga mengganggu manusia
.
Upasnya cukup berbahaya bagi manusia, jika ada orang yang kena upas ikan kating yang berada pada patilnya (sirip di kanan dan kiri kepala yang tajam), harus segera mendapatkan perawatan. Jika tidak, luka tersebut bisa mengakibatkan infeksi. Bahkan proses penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan. Infeksi yang diakibatkan dari upas ikan kating jika dibiarkan bisa mengakibatkan tetanus yang sangat berbahaya
.
Ikan kating yang dianggap sebagai hama dan sangat mengganggu, menjadikan ikan ini hanya dibuang begitu saja oleh para pencari ikan yang biasa menjaring ikan di sungai. Mereka membuang ikan kating di pinggiran sungai atau di bawah pohon pisang yang banyak terdapat di sekitar sungai.

Berbeda halnya dengan sekarang, ikan kating yang semula dibuang dan dianggap tak berharga, kini ikan ini justru banyak diburu oleh masyarakat. Ikan kating ternyata memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, hal inilah yang membuat ikan kating saat ini laku di pasaran. Harganya pun lumayan, ikan kating ukuran besar dijual dengan harga 6 ribu rupiah untuk satu kilonya di pasaran. Ikan kating yang dijual di pasar adalah ikan yang sudah dibersihkan terlebih dahulu.

Selain dijual dalam keadaan masih mentah, ikan kating dengan ukuran kecil juga bisa diolah menjadi keripik kating. Ada dua jenis keripik kating, ikan kating kecil yang diolah secara utuh, hanya diberi bumbu dan digoreng, biasa dijual dengan harga 25 ribu rupiah perkilogram. Sementara kripik ikan kating yang dibuat dari ikan kating yang sudah dibersihkan jeroannya dan dibuang kepalanya, harganya mencapai 75 ribu rupiah perkilonya. Limbah dari pengolahan ikan kating ini juga masih bisa dimanfaatkan, masyarakat di Desa Nusawangkal, Nusawungu, Cilacap, memanfaatkan limbah ikan kating untuk campuran membuat pakan ternak.

Banyaknya masyarakat yang berlomba-lomba memburu ikan kating karena harga jualnya yang lumayan, membuat populasi ikan kating semakin menipis. Sehingga saat ini masyarakat pun menggunakan teknik tersendiri sebagai cara penangkapannya. Mereka menggunakan kepis, alat yang didesain khusus untuk menjebak ikan kating. Alat bernama kepis ini biasanya dipasang pada sore hari di pinggiran sungai, di dalam kepis diberi umpan untuk ikan kating berupa nasi kering.

Pengambilan kepis dilakukan pada dini hari, pada jam 2 hingga jam 3 pagi. Kegiatan ini disebut masyarakat sebagai proses peludangan. Ikan kating yang didapat harus langsung dibersihkan sehingga pagi harinya sudah siap diolah atau dijual di pasar.
Ikan kating yang dulu dibuang kini jadi buruan, banyak orang yang justru kini mendapatkan keuntungan dari ikan yang dulu dianggap hama ini. Mereka rela bekerja pada dini hari demi mendapatkan ikan kating yang bernilai ekonomi tinggi.


Muhjatul Qolbi

Sumber:http://kedungbenda.penadesa.or.id/2015/10/05/ikan-kating-dulu-dibuang-sekarang-jadi-buruan/

Pembiasaan Sholat Dhuha di Masing Masing Sekolahan


 
Copyright © 2015 Nusawungu News. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger