petani di Desa Kedungbenda yang beralih profesi menjadi pembuat batu bata saat musim kemarau |
Pena Desa – Musim
kemarau selalu identik dengan kekeringan, kesulitan air bersih dan
paceklik. Namun bagi sebagian petani di Desa Kedungbenda, Nusawungu,
Cilacap, musim kemarau bisa mendatangkan rejeki lain yang tidak biasanya
mereka dapatkan. Para petani memanfaatkan tanah sawah mereka yang telah
kering untuk membuat batu bata.
Batu
bata dibuat dari tanah sawah lapisan atas yang masih banyak mengandung
serat. Tanah sawah dicangkul, lalu dihancurkan sambil diberi air untuk
melembabkan untuk kemudian dicetak menjadi batu bata.
Meski
bahan yang diolah adalah tanah milik para petani sendiri, namun menurut
mereka modal untuk membuat batu bata membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. “Modal untuk membuat batu bata itu banyak, harga alat cetaknya
saja 200 ribu rupiah,” ungkap Tutur Gito (30), petani Desa Kedungbenda
yang saat ini menjadi pembuat batu bata, minggu (04/10).
Tutur
Gito juga menceritakan selain harga alat cetak yang mahal, para pembuat
batu bata juga harus mengeluarkan biaya untuk pembelian kayu bakar,
harga kayu bakar mencapai 500 ribu rupiah untuk satu truk. “Untuk beli
kayu satu truknya 500 ribu, nanti kalo sudah jadi batu batanya, kami
harus mengeluarkan biaya lagi untuk biaya angkut dari sawah ke rumah”.
Meski
harus mengeluarkan modal yang besar, membuat batu bata saat ini tetap
menjadi pilihan para petani, sawah mereka tidak bisa digarap katena
tidak ada air. Dalam waktu satu hari untuk satu orang biasanya
menghasilkan seribu batu bata yang sudah dicetak.
“Sehari
bisa dapat seribu batu bata, untuk batu bata yang sudah dibakar kami
jual dengan harga Rp 600,- dan Rp 300,- untuk batu bata yang masih
mentah,” tutur Yudi (25), petani lain yang juga membuat batu bata.
Batu
bata yang dibuat oleh para petani sebagian besar dibeli oleh masyarakat
sekitar Desa Kedungbenda. Mereka memasarkannya hanya dari mulut ke
mulut saja. “Pemasarannya cuma dengan getok tular saja,” tambah Yudi.
Membuat
batu bata di musim kemarau bisa dikatakan sebagai pekerjaan musiman.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan ekonomi para petani tetap terpenuhi
setiap harinya.
Muhjatul Qolbi
Sumber : http://kedungbenda.penadesa.or.id/2015/10/04/sawah-kering-membuat-batu-bata-menjadi-pilihan/